Selasa, 18 Mei 2010

Kepribadian Menurut Allport

Dari sekian banyak definisi tentang Personality ada satu definisi yang mendekati atau menggambarkan secara keseluruhan seperti apa Personality itu, yaitu yang dikemukakan oleh Gordon W Allport :

PERSONALITY IS THE DYNAMIC ORGANIZATION WITHIN THE INDIVIDUAL OF THOSE PSYCHOPHYSICAL SYSTEMS THAT DETERMINE HIS UNIQUE ADJUSTMENTS TO HIS ENVIRONMENT

Lebih lanjut Allport membagi studi psikologi mengenai Personality dalam 2 bagian besar yaitu : Nomothetic, yang memahami kepribadian dalam differential psychology (membedakan karakter dan kepribadian tiap orang), dan Idiographic (yang mencoba memahami keunikan tiap individu berdasarkan karakternya).

Begitu banyaknya teori-teori di seputar Personality bisa saja membuat orang memahami kepribadian hanya sepotong-sepotong. Atau juga melihat pembagian kepribadian kuno (yang aslinya dilakukan oleh Galenus) yang menggunakan cairan dalam tubuh sebagai penanda temperamen seseorang : Phlegmatic, Sanguinic, Melancholic, dan Choleric. Itu hanyalah suatu usaha untuk melakukan suatu klasifikasi agar memudahkan kita menggolongkan seseorang. Dan teori-teori kepribadian juga biasanya menggolongkan individu dalam suatu type kerpibadian tertentu agar mudah dilakukan penelitian.

Dari teori kepribadian itu, kita dapat mencoba menjelaskan dimensi-dimensi apa saja yang menjadi titik penekanan tiap teori kepribadian itu.

1. CONSCIOUS | UNCONSCIOUS

Sadar dan tak sadar adalah dimensi yang sejak lama ada dalam teori kepribadian. Para pendukung Psikoanalisis (Freud, Jung, Horney) adalah orang-orang yang menekankan bahwa kepribadian dikontrol oleh proses yang tidak disadari. Sementara Psikologi Aliran Humanisme menekankan pada faktor kesadaran sebagai pembentuk kepribadian (Allport, Rogers, Maslow).

2. HEREDITY | ENVIRONMENT

Pada dasarnya hampir semua teori kepribadian mengakui peran faktor keturunan sebagai penentu kepribadian sseorang. Tetapi kalangan Behaviorist mengatakan bahwa kepribadian dapat dipahami tanpa harus mempertimbangkan faktor genetis dan biologis. Rogers & Bandura menekankan pada lingkungan sosial, dimana kepribadian adalah suatu proses belajar sosial seseorang.

3. ACQUISITION | PROCESS OF LEARNING

Teori Behaviorisme lebih menekankan pada proses belajar yang membentuk suatu kerpibadian, yaitu cara bagaimana suatu tingkah laku dimodifikasi. Dan biasanya teori-teori kepribadian mengakui peran proses belajar dalam pembentukan suatu kepribadian. Walaupun demikian, ada beberapa teorist yang juga menekankan pada acquisition of behavior, misalnya Cattel dan Murray.

4. PAST | PRESENT

Sigmund Freud adalah pendiri Psikoanalisis yang mengatakan bahwa kepribadian adalah hasil dari bentukan masa lalu, yaitu masa 5 tahun pertama kehidupan. Setelah masa itu, kepribadian hanyalah ulangan atau fiksasi dari apa yang didapat dulu. Dan pandangan ini menjadi pegangan dalam aliran psikoanalisis. Sementara Lewin dan Alport mengatakan bahwa yang terpenting dari kepribadian bukanlah masa lalu tetapi masa kini.

5. PERSON | SITUATION

Dimensi ini menekankan pada proses dimana kepribadian itu terbentuk. Penekanan pada Person berarti kepribadian adalah bentukan dari inner process yang terjadi dalam diri individu, sementara penekanan pada Situation berarti bahwa kepribadian adalah bentukan dari faktor lingkungan sosial dimana individu itu berada. Walaupun demikian ada juga yang menjadikan kedua dimensi itu sebagai dasar pembentukan suatu kepribadian. Fromm & Skinner, misalnya, menekankan pada faktor sosiokultural dalam kepribadian, sementara Sheldon dan Binswanger lebih menekankan pada faktor biologis internal dalam diri individu.

6. HOLISTIC | ANALITIC

Dimensi holistik menyaratkan bahwa suatu tingkah laku hanya dapat dimengerti berdasarkan konteksnya, dan juga segala sesuatu yang dilakukan oleh individu berhubungan dengan fungsi-fungsi fisiologis dan biologisnya. Sementara dimensi analitik berpendapat bahwa suatu tingkah laku bisa saja dipelajari dan didapat secara terpisah dari tingkah laku yang lainnya. Mereka yang beraliran analitik misalnya adalah Lewin dan Binswanger.

7. NORMAL | ABNORMAL

Banyak juga teori kepribadian yang menekankan pada abnormalitas suatu kepribadian. Dengan mempelajari abnormalitas itu maka pemahaman tentang orang normal dapat diperoleh. Perbedaan normal/abnormal dapat dilihat secara kualitatif yaitu melihat seberapa jauh hal-hal patologis dalam kepribadian itu berbeda dari yang normal. Allport dan Cattel, misalnya, menekankan pada orang-orang normal.


Hubungan Sifat, Kebiasaan, Sikap dan Tipe menurut Allport

Keempat hal tersebut merupakan kecenderungan (predisposisi) yang unik, hasil dari faktor genetik dan pembelajaran dan mendorong/menuntun tingkah laku seseorang .

* Kebiasaan: Kurang lebih umum ( sifat /trait paling umum) , respons khusus pada stimulus tertentu, kurang evaluatif.

Contoh: Huming ketika mendengarkan musik, membaca dengan bersuara.

* Sikap : lebih umum dari kebiasaan, penekanan segi lingkungan (kecenderungan untuk berespon positif atau negatif terhadap objek tertentu), paling evaluatif.

Contoh: Kesukaan terhadap partai, atau makanan tertentu.

* Tipe: Abstraksi/pengelompokan sifat-sifat; mementingkan keajegan/keteraturan sekumpulan sifat. Akan tetapi tipe menyembunyikan (sifat)keunikan pribadi dan menunjukan perbedaan perbuatan yang tidak begitu cocok dengan kenyataan.
* Sifat adalah Kecenderenungan untuk berespons dengan cara tertentu ; tendensi neuropsiki. Sifat bukanlah bentukan konsep abstrak lewat sebuah pengamatan melainkan kenyataan objektif. Selain itu sifat juga bukanlah sekedar eksistensi nominal.

0 komentar:

Template by:
Free Blog Templates