Minggu, 25 April 2010

Sad story!!! Part 2

Bila dibilang apakah suami istri tersebut pernah bertengkar? jawabnya pasti:IYA. akan tetapi mereka selalu kembali lagi rukun-rukun dan kembali melakukan aktivitas mereka kembali seperti sebelumnya. anak-anaknya juga demikian melakukan apapun yang mereka mau sesuka-suka mereka. yah... seperti keluarga lainnya-lah!!!

Ada yang menggelikan dari punya anak banyak, terkadang ayah dan ibu tidak ingat nama lengkap anaknya, tanggal lahir, warna kesukan, makanan kesukaan, hal disukai ataupun tidak disukai. karna itu triknya selalu dengan membiarkan anak-anaknya melakukan atau menyukai apapun yang mereka mau. hampir bisa ditebak dirumah pasti tidak akan kekurangan makanan, karna selalu tersedia banyak makanan. tapi hal yang paling sulitnya adalah ayah dan ibu jarang dirumah, karna harus pergi malam pulang sore atau malam untuk bekerja. kalaupun ada dirumah hanya hari rabu dan minggu, karna itu setiap ibu pulang pasti membawa makanan yang enak-enak. terkadang kalau ada waktu libur anak-anaknya pada ikut ke tempat ayah dan ibunya bekerja :)

Tahun demi tahun berlalu, semakin anak-anaknya beranjak dewasa semakin ayah dan ibu semakin tua dan sekarang usia mereka kurang lebih 55 tahun. sudah umur yang tua apalagi sudah punya cucu, kalau dipir-pikir ini adalah masa dimana mereka harusnya sudah memasuki masa istirahat dan menikmati masa tuanya, akan tetapi they still work!!! sedang anak pertama membantu usaha ibunya, anak kedua sudah memiliki kehidupan sendiri dengan keluarga barunya, anak ketiga ada di kota lain untuk meneruskan pendidikannya bersama anak keenam, sedang anak keempat dan kelima berada di Jakarta menyambung hidup dengan bekerja. anak-anak yang lain tetap berada di rumah ayah dan Ibunya.

Kembali dicerita sebelumnya bila anak pertama di tuntut untuk menikah. Ana selalu berusaha mencari alasan agar tidak menikah. padahal sebenarnya dia memiliki ketakutan akan arti pernikahan, tidak siap dan takut akan trauma kisah pernikahan-pernikahan yang buruk. kasihan!!! padahal anak keempat, Clara juga akan menikah tahun depan. begitu juga Putri, sangat ingin menikah tahun ini. ada apa dengan para wanita sekarang, sangat ingin menikah,,, huuuffttt,,,,!!!

Akan tetapi tanpa para anak-anaknya menyadari, ternyata kondisi pernikahan ayah dan ibunya tidak semanis yang terlihat. mereka sangat pintar menyembuyikan sesuatu yang terjadi, sehingga anak-anaknya tidak tau bila sesuatu yang buruk akan terjadi.

Larut malam sekitar pukul 12.24 wib, Ana mendengar suara tangisan dikamar sebelah. ana sangat yakin itu adalah suara ibu-nya,"kenapa ibu nangis malam-malam yah" pikir ana sambil tetap berusaha mendengar dengan fokus. setelah ana yakin bahwa apa yang dia dengar adalah benar, anak beranjak bangun dari tidurnya dan benar saja, ana melihat ibunya diruang tamu menangis tersedu-sedu dan di depannya ada adiknya septa yang kali ini tidak dapat menghibur ibunya yang menangis tersedu-sedu. Ana langsung saja terkejut melihat keadaan ibunya seperti itu, ana lalu menghampiri dan bertanya,"Ibu kenapa nangis malam-malam, ada apa? ibu sakit? sejak kapan ibu nangis? ibu kenapa?" bertubi-tubi pertanyaan ana kepada ibunya tapi tidak dijawab oleh ibunya satupun. ana bingung harus bagaimana, ana melihat ayah dikamar sebelah sedang tidur, walaupun ana yakin bahwa ayah-nya tidak tidur. setengah jam berlalu tidak ada tanda-tanda ibu berhenti menangis, ana-pun mencoba menelfon Dora.

Dora sedang belajar TOEFL saat Ana menelfon, sempat terfikir di benak Dora,"Tumben nelfon subuh-subuh, ada apa yah?", benar saja begitu mengangkat telfon,"Halo Kak, ada apa? tumben nelfon subuh?" tanya Dora dengan manisnya,"Dora, ini ibu lagi nangis. kamu coba ngobrol dengan ibu yah, tanyain ada apa" kata Ana dengan panik. "Halo ibu... halo..." belum ada jawaban, yang terdengar hanya isak tangis yang menyayat hati, belum pernah Dora mendengar ibunya seperti ini. "Halo ibu... ngomong dong, ada apa" pinta Dora dengan memelas dan bingung, butuh waktu yang lama untuk akhirnya sang ibu mau berbicara,"Dor, mama mau mati saja rasanya, ibu sudah gak kuat hidup lagi..." kata ibu sambil terisak-isak dan berbicara secara terbata-bata, "Kenapa ibu bicara begitu..? gak boleh ngomong begitu ibu" kata Dora sambil berusaha membujuk sang ibu,"hhhuuuuuu,,,,, wwwuuuaaaaaaa..... kenapa nasib ibu seperti ini, apa salah ibu, kenapa harus seperti ini" kata ibu dengan tangisnya yang semakin meledak,"Maksudnya apa?? apanya yang seperti itu, ibu yang jelas ngomongnya" kata Dora yang tetap masih bingung dengan keadaan ibunya. "Dora, ibu gak tau bagaimana bilangnya sama kalian. tadi siang kata ayahmu kalau dia sudah menjual semua yang kita punya termasuk rumah yang ditempati sekarang, dan tiga bulan lagi ayahmu akan menikah dengan perempuan lain, ayahmu mau pisah dengan ibu dan kalian semua ikut ibu kata ayahmu, ibu gak tau kenapa begini... ibu sudah memohon-mohon sama ayahmu, tapi dia gak mau dengar.... hhhuuuuu...wwwuuuuaaaaaaaa,,,, kenapa harus begini nasibku Dora, kepada siapa lagi aku harus bicara Dora, malu aku Dora,,, wwwuuuaaaaa...." ibu menjelaskan dengan terbata-bata dan kembali menangis kencang, Dora terdiam dan Kaget mendengarnya, termasuk Ana yang ada disebelah ibu yang ikut mendengarnya,"Ibu gak salah dengar? gak lagi ngarang-kan? ayah bercanda kali" kata Dora berusaha menenangkan. "Nggak Dora, itu semua benar, tadi ajah yang pembeli rumah ini datang bersama ayahmu, dia bilang rumah ini harus dikosongkan paling lambat bulan juli, apa yang harus ibu lakukan Dora, apa yang harus ibu lakukan... kalau gak ingat punya anak, rasanya mau mati saja... wwuuuuaaaaa,,,,,, apa yang harus aku lakukan, Tuhan?", tangis ibu semakin pecah, Dora tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ana, Dora dan Septa hanya bisa terdiam dan kaget, tidak tahu harus berkata apa.

"Dora, ini juga tadi sore semua family dari ayahmu lepas tangan, gak ada yang mau menolong. merek semua tiba-tiba langsung berpaling... apa yang harus ibu lakukan, Dora. wwwuuuaaaa...." ibu semakin kencang tangisnya kembali dan sepertinya terguncang sekali dalam satu hari menghadapi sebuah keadaan yang mendadak. sesaat semuanya terdiam dan hanya medengar ibu menangis sampai puas,"ibu, aku mau nanya... ibu sendiri setuju mau pisah dengan ayah, atau bagaimana? tidak adakah jalan damai?" tanyaku pelan-pelan sambil khawatir akan semakin sedih mendengarnya. "Ibu juga udah coba dora, tapi ayahmu gak mau. sepertinya hatinya sudah digelapkan oleh setan. sudah gak ada lagi yang mau dibahas kata ayahmu. dan dia akan pergi dri rumah ini secepatnya meninggalkan kita, wwwwuuuuaaaaa.... bagaimana-lah nasib kita Dora, apa yang harus ibu lakukan Dora, Ana. Apalah yang harus ibu lakukan..." kata ibu masih menangis hanya saja kali ini sepertinya sudah lebih tenang, mungkin karna sudah lelah menangis lama.

Dora hanya bisa terdiam dan benr-benar tidak habis pikir dengan keadaan yang baru didengarnya, TOEFL yang dipelajari dari tadi tiba-tiba saja menguap tak berbekas entah kemana. tidak tahu harus melakukan apa. Dora hanya bisa berkata:"Ibu yang kuat yah, sabar dan banyak berdoa... semoga saja semua badai ini cepat berlalu". "Iya Dora, doain ibu kuat yah... doain semua ini memang jalan yang terbaik buat kita semua...". "Ibu yang ikhlas saja yah..." kata Dora.

Setelah semua pembicaraan selesai, Dora menutup telfon dan tanpa sadar menangis di kamar sendirian.

0 komentar:

Template by:
Free Blog Templates